KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin,
puji syukur ke Hadirat Allah SWT yang melimpahkan segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang
menjadi salah satu tugas Ujian Akhir Semester II Mata Kuliah Teknik
Instrumentasi. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada junjunan
alam nabi besar Muhammad SAW.
Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan
motivasi khususnya kepada:
1. Dr.
Eko Budi Minarno, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Biologi yang telah memotivasi,
membantu dan memberikan penulis arahan yang baik dan benar dalam menyelesaikan
penulisan laporan penelitian ini.
2. dr.
Nur Laili Susanti, S. Ked. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan waktu
luang, arahan dan kontribusi dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
3. Orang
tua, keluarga dan seluruh sahabat-sahabat yang telah banyak memberikan doa,
motivasi dan dorongan dalam penyelesaian laporan penelitian ini, semoga Allah
membalas dengan Rahman dan Rahim-Nya yang tiada tara
4. Semua
pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikanya laporan penelitian ini,
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas jasa dan bantuan yang
telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa
karya ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat dibutuhkan demi
penyempurnaan laporan penelitian ini dan penelitian selanjutnya. Semoga laporan
penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah ilmu pengetahuan.
Malang, 16 juni 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mempelajari dan merenungkan seluruh ciptaan Allah adalah suatu
kewajiban semua umat islam. Diantara cara untuk mempelajarinya adalah dengan
melakukan penelitian dan pengamatan terhadap ciptaan Allah yang sangat dekat dan
tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia
yaitu tumbuh-tumbuhan. Manusia tidak boleh merusak seluruh ciptaan allah yang telah
tertata indah dan terstruktur khususnya pada tanaman, tetapi seharusnya manusia
memelihara dan membudidayakannya. Hal tersebut tertera dalam fiman Allah SWT
dalam surah Al-A’araf : 56
و wur (#rßÅ¡øÿè? Îû ÇÚöF{$# y÷èt/ $ygÅs»n=ô¹Î) çnqãã÷$#ur $]ùöqyz $·èyJsÛur 4
¨bÎ) |MuH÷qu «!$# Ò=Ìs% ÆÏiB tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÎÏÈ المحسنين (الاعراف:
Artinya :
Dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdo’alah
kepadanya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat
dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan (Al-‘araf: 56)
Allah SWT adalah dzat maha hidup
yang telah memberi kehidupan dan menyediakan fasilitas-fasilitas untuk
menunjang kehidupan seluruh mahluknya di seluruh muka bumi ini termasuk segala macam-macam
tumbuhan. Hal tersebut dijelaskan dalam firmannnya surah Al-an’am ayat 99:
uqèdur üÏ%©!$# tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr'sù ¾ÏmÎ/ |N$t7tR Èe@ä. &äóÓx« $oYô_t÷zr'sù çm÷YÏB #ZÅØyz ßlÌøU çm÷YÏB ${6ym $Y6Å2#utIB ÇÒÒÈ :
Artinya:
Dan dia-lah yang menurunkan air dari
langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh–tumbuhan, kami
keluarkan dari tumbuhan-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, kami keluarkan
dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak (Al-an’am: 99)
Kacang hijau (Vigna radiata L.) cukup populer
dikonsumsi di Indonesia. Kacang dengan warna cantik ini memang nikmat setelah
diolah. Kacang
hijau sendiri digolongkan sebagai tanaman
palawija yang mampu tumbuh secara optimal di daerah tropis. Kacang hijau ini
memiliki banyak
manfaat bagi tubuh sehingga tak
heran jika ahli gizi merekomendasikannya sebagai konsumsi harian
terutama bagi ibu hamil. Mencermati
permintaan masyarakat yang stabil terhadap komoditas yang satu ini, banyak
petani yang menfokuskan usaha pertaniannya pada budidaya kacang hijau (Marzuki,
2005).
Pulau Jawa merupakan
penghasil utama kacang hijau di Indonesia, karena memberikan kontribusi 61%
terhadap produksi kacang hijau nasional. Sebaran daerah produksi kacang hijau
di Indonesia adalah: NAD, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, NTB dan NTT. Total
kontribusi daerah tersebut adalah 90% terhadap produksi kacang hijau nasional
dan 70% berasal dari lahan sawah. Tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi
dan harga yang baik. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amilum,
protein, besi, belerang kalsim,minyaklemak, mangan, magnesium, niasin,vitamin (B1, A dan E)
(Sunantara,2000).
Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kacang hijau adalah masih
rendahnya produksi yang dicapai petani. Rendahnya produksi kacang hijau ini
disebabkan oleh budidaya yang kurang
baik (tanpa pemupukan), persediaan air yang tidak cukup, adanya serangan
penyakit. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik dan sempurna apabila unsur-unsur
yang diperlukan oleh tumbuhan tersebut terpenuhi (Rukmana,1997).
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Material pupuk dapat berupa bahan organik
atau non-organik yang diantaranya adalah pupuk kandang dan pupuk NPK
(Hardjowigeno,2003).
Apabila lingkungan tanaman tidak mendukung misalnya kekurangan
unsur-unsur hara N, P, K maka tidak dapat tumbuh dengan sempurna. Fungsi N dalam tanaman yaitu untuk
pertumbuhan pucuk tanaman dan menyuburkan pertumbuhan vegetatif. Fungsi P
sebagai pembentukan bunga, buah dan biji serta merangsang pertumbuhan akar
menjadi memanjang dan tumbuh kuat sehingga tanaman akan tahan kekeringan. Unsur
K berperan dalam proses metabolisme
seperti fotosintesis dan respirasi (Sutejo,2002).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering
digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa
cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang mengandung
unsur hara makro dan mikro ( Purwono,2005).
Berkaitan dengan uraian diatas penting adanya penelitian mengenai
pupuk yang paling efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau
(Vigna radiata L.), maka penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut
dengan mengangkat judul “Perbandingan efektivitas pupuk kandang dan pupuk
NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan laporan
penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana
pengaruh pupuk Kandang terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna
radiata L.) ?
2.
Bagaimana
pengaruh pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata
L.) ?
3.
Manakah
diantara pupuk Kandang dan pupuk NPK yang paling efektiv untuk pertumbuhan
tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) ?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan laporan penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui pengaruh pupuk Kandang terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna
radiata L.)
2.
Untuk
mengetahui pengaruh pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna
radiata L.)
3.
Untuk
mengetahui perbandingan efektivitas pupuk pupuk kandang terhadap pertumbuhan
tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
1.4 Manfaat
1.
Bagi
Peneliti
Sebagai tambahan informasi dan wawasan pengetahuan mengenai
efektivas pupuk NPK dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
(Vigna radiata L.)
2.
Bagi
Pembaca
Sebagai tambahan pengetahuan pada bidang biologi (Botani),
khususnya dalam pemilihan dan penggunaan pupuk bagi pertumbuhan tanaman kacang
hijau (Vigna radiata L.)
1.5 Batasan Masalah
1.
Jenis
kacang hijau yang digunakan adalah kacang hijau dengan spesies vigna radiata
L
2.
Pupuk
yang digunakan saat memberikan perlakuan adalah pupukkandang dan pupuk NPK
3.
Parameter
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman dan panjang daun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kacang hijau
Kacang hijau
merupakan salah satu tanaman Leguminosae
yang cukup penting di Indonesia setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau
juga banyak diminati masyarakat Indonesia. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi,
antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan,
magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari kacang hijau ialah
digunakan untuk pengobatan. Adapun untuk Klasifikasi
Ilmiah dari kacang hijau adalah sebagai berikut (Hartono,2005):
Kerajaan :
|
|
Divisi :
|
|
Kelas :
|
|
Ordo :
|
|
Famili :
|
Fabaceae
(Leguminosae)
|
Genus :
|
|
Spesies :
|
V. radiate
|
Kacang hijau adalah tanaman pendek
bercabang tegak. Bagian dari tanman kacang hijau antara lain: akar, batang, daun,
bunga, buah dan biji. Adapun deskripsi masing-masing bagian tanaman tersebut
sebagai berikut (Effendi,1982):
1.
Akar
Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem
perakarannya dibagi menjadi 2 yaitu mesophytesdan xerophytes. Meshophytes memepunyai
banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannnya menyebar.
Sementara xerophytes memiliki akar cabang lebih dan memanjang kearah bawah.
2.
Batang
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan
berbuku-buku . Ukurann batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklatan atau
kemerahan. Setiap bukubatang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun
pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun
tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 1 meter, cabangnya
menyebar ke semua arah.
3.
Daun
Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri
dari tiga helai anak daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan
berwarna hijau muda hingga hijau tua, letak daun berseling, tangkai daun lebih
panjang dari pada daunnya sendiri.
4.
Bunga
Bunga kacang hijau berbentuk seperti
kupu-kupudan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk
jenis hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada
malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan sore harinya menjadi
layu .
5.
Buah
Buah kacang hijau berbentuk polong, panjang polongnya
sekitar 5-16 cm, setiap polong berisi 10-15 biji. hijau berbentuk bulat silindtis atau pipih
dengan ujung agak runcing atau tumpul,
polong muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi kecoklatan atau
kehitaman. Polongnya memepunyai rambut-rambut pendek atau berbulu.
6.
Biji
Biji kacang hijau berbentuk bulat,
ukurannya lebih kecil apabila dibandingkan dengan biji kacang tanah atau
kedelai, yaitu bobotnya hanya sekitar 0,5 - 0,8 mg. Kulitnya berwarna putih dan
bijinya sering dibuat kecambah atau tauge.
Vigna
radiata (kacang hijau) merupakan tanaman “musim hangat’dan akan tumbuh di
dalam rentang suhu sekitar 20-40 oC , suhu antara 28-30 oC. Oleh
karena itu tanaman ini dapat tumbuh di musim panas dan musim gugur di daerah
hangat, subtropics dan pada ketinggian di bawah 200 m di daerah tropis
(Purwono,2005)
Kacang hijau (Vigna radiata)
memiliki kelebihan dibandingkan dengan tanaman pangan yang lainnya, yaitu: (1) berumur
genjah (55-56 hari), (2) lebih toleran
kekeringan dengan kebutuhan air untuk pertumbuhan kacang hijau relatif kecil,
yaitu 700-900 mm/tahun. Pada curah hujan yang lebih rendah dari itu masih dapat
tumbuh karena ia berakar di dalam, (3) dapat ditanam pada lahan yang kurang subur dan sebagai penyubur
tanah karena bersimbiosis dengan
rhizobium dan menghasilkan biomasa bnayak (11/12 t/ha), (5) hama yang menyerang
relative sedikit , dan (6) harga jual tinggi dan stabil (kasno,2007).
2.2 Syarat Tumbuh Kacang Hijau
Kacang hijau adalah
sejenis tanaman budidaya dan palawija yang
dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.
Kacang hijau di Indonesia menempati
urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah (kasno,2007).
Ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan saat hendak memulai usaha budidaya
kacang hijau. faktor tersebut antara lain medium tanam, iklim, bibit dan
persiapan pengelolaan awal medium tanam. Kacang hijau sendiri merupakan tanaman
yang menyukai tekstur tanah yang liat lempung dan banyak mengandung humus atau
bahan organik serta tentu gembur. Pertumbuhannya juga akan maksimal jika tanah
mempunyai sistem aerasi dan drainase yang baik. Untuk kelembaban atau pH
berkisar di angka 5,8 sampai 7,0. Namun angka terbaik adalah pH 6,7. Untuk
faktor iklim, kacang hijau menyukai daerah dengan curah hujan 50 sampai 200 mm
per bulannya. Suhu dengan temperatur 250 sampai 270 derajat celsius dengan
curah matahari yang cukup. Berikut beberapa kategori uang harus terpenuhi dalam
penanaman atau budidaya kacang hijau (Rukmana,1997):
1.
Tanah
a.
Tekstur:
liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik.
b.
Struktur
tanah gembur
c.
pH
5,8-7,0 optimal 6,7
2.
Iklim
a.
Curah
hujan optimal 50-200 mm/bln
b.
Temperatur
250-270 C, dengan kelembaban udara 50-80 % dan cukup mendapat sinar matahari.
Hal lain yang penting dipersiapkan
saat hendak melakukan budidaya kacang hijau adalah benih atau bibit. Sayarat
benih yang layak dijadikan bibit kacang hijau adalah dari varietas unggul
nasional yang telah baku dijumpai di pasaran. Jenis unggulan tersebut adalah
kacang hijau merak, betet, walet, murai, gelatik dan lain-lain. Untuk lahan
sebanyak 1 hektar bisa ditanami bibit sebanyak 15 sampai 20 kilogram. Pastikan
benih yang Anda pilih bebas dari hama, kotoran dan umurnya pendek agar cepat
dipanen (Indrianto,2004).
Setelah semua siap, penting juga
untuk mempersiapkan lahan tempat kacang hijau ditanam. Perlakuan awal ini
tergantung lagi pada jenis medium tanam yang hendak digunakan. Jika tanah telah
bertekstur ringan maka tak perlu lagi dilakukan pengolahan awal. Akan tetapi
jika medium tanam pada bekas lawan sawah maka penting dilakukan pengolahan
tanah sebelum digunakan sebagai lahan tanam. Langkah pengolahan tersebut bisa
dengan mencangkul tanah dan jika dirasa perlu bisa diperkaya dengan pupuk
organik agar tanah sehat dan siap untuk ditanami (Indrianto,2004).
Langkah selanjutnya adalah penanaman
bibit kacang hijau. Jika perani menggunakan lahan sawah, maka sebaiknya
penanaman dilakukan di musim kemarau setelah padi telah dipanen. Sementara itu,
jika petani menggunakan lahan tegalan maka penanaman sebaiknya dilakukan di
awal musim hujan. Adapun cara menanam bibit yakni dengan sistem ditugal. Lubang
tanam dengan jarak sekitar 40x10x40x15 cm diisi masing-masing dengan 2 biji
bibit kacang hijau (Indrianto,2004).
Proses selanjutnya adalah pemupukan.
Jika menggunakan lahan bekas padi maka tidak terlalu memerlukan pupuk. Namun
jika menggunakan medium tanam lahan kering tentu memerlukan pemupukan alami (organic)
atau pupuk kimia (anorganik) (Indrianto,2004).
Langkah selanjutnya yang juga
penting adalah pengairan dan juga penyaingan. Kacang hijau termasuk tanaman
yang "bandel" sebab bisa tumbuh optimal meski minim air. Tetapi ada
periode tertentu dimana kacang hijau membutuhkan pengairan yakni pada masa
perkecambahan dan juga menjelang tanaman berbunga serta pada fase pembentukan
polong. Hal ini patut diwaspadai sebab kegagalan panen biasanya terletak pada
sistem pengairan yang tidak teliti. Sementara itu, proses penyaingan
dilakukan di awal masa penanaman sebab tanaman kacang hijau sendiri termasuk
tumbuhan yang tidak bisa bersaing dengan tanaman lainnya termasuk rumout. sebaiknya
penyaingan dilakukan 2 kali, pagi dan sore, terutama di usia tanaman 2 sampai 8
minggu.
Hal lain yang tak kalah pentingnya
dalam budidaya kacang hijau adalah pengendalian hama dan juga penyakit. Adapun
hama yang biasanya dikeluhkan petani kacang hijau adalah Agromyza Phaseolli
atau lalat kacang, ulay atau plusia chalsites, meruca testualitis, kutu trips
dan juga spidoptera sp. Penanggulangan hama ini bisa dilakukan sedini mungkin
dengan memilih bibit yang kebal terhadap hama. Jika telah terserang, gunakan
pestisida secara bijak. Sementara itu, penyakit yang sering menyerang tanaman
kacang hijau adalah sclerotium rofsii, dan juga bercak daun atau dikenal dengan
istilah cercospora canesnens. Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan
juga dengan pestisida (Indrianto,2004).
Proses terakhir dalam sistem
budidaya kacang hijau adalah langkah pemanenan. Kacang hijau dipanen sesuai
dengan umur varietas yang digunakan. Adapun tanda kacang hijau telah matang dan
siap untuk dipanen terlihat dari warna polongnya yang awalnya berwarna hijau
dan berubah menjadi hitam atau terkadang coklat kering. Apabila petani
terlambat memanen kacang hijau, bisanya polong akan pecah di lahan (Indrianto,2004).
2.3 Pupuk Kandang
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik maupun non-organik
(mineral). Pupuk berbeda dari supelemen, pupuk mengandung bahan baku yang
dperlikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman sementara suplemen seperti
hormon tumbuhan memebnatu proses metabolisme ( Purwono, 2002).
Pupuk kandang atau kotoran hewan berasal dari usaha tani pertanian
antara lain adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing. Komposisi hara pada
masing-masing kotoran hewan berbeda-beda tergantung pada jumlah dan jenis
makanannya. Secara umum, kandungan hara dalam kotoran hewan lebih rendah dari
pada pupuk kimia. Oleh karena itu biaya aplikasi pemberian pupuk kandang ini
lebih besar daripada pupuk anorganik (Suprapto,2003).
Hara dalam pupuk kandang ini tidak mudah tersedia bagi tanaman.
Ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi atau mineralisasi
dari bahan-bahan tersebut. Rendahnya ketersediaan hara dari pupuk kandang
antara lain disebabkan karena bentuk N, P serta unsur lain terdapat dalam
nbentuk senyawa kompleks organo protein atau senyawa asam humat atau lignin
yang sulit terdekomposisi (Suprapto,2003).
Selain
mengandung hara bermanfaat,pupuk kandang juga mengandung biji-bjian gulma,
bakteri saprotilik, pembawa penyakit dan parasite mikroorganisme yang dapat
membahayakan hewan atau manusia. Contohnya kotoran ayam mengandung Salmonella sp. Oleh
karena itu pengelolaan dan pemanfaatan pupuk kandang harus hati-hati sesuai
dengan kebutuhan (Suprapto,2003).
Pupuk
kandang adalah Semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat
digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah.
Pupuk kandang dibagi menjadi dua yaitu pupuk kandang padat dan pupuk kandang
cair (Suprapto,2003):
a.
Pupuk kandang padat
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang
berupa padatan baik belum dikomposkan sebagi sumber hara terutama N bagi tanamn
dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi tanah dan fisik tanah. Penanganan
pupuk kandang padat akan berbeda dengan
pupuk kandang cair. Penanganan pupuk kandang
padat biasanya dengan cara mengumpulkan kotoran ternak 1-3 hari sekali pada
saat pembersihan kamdang dan dikumpulkan dengan cara menumpuk di suatu tempat
tertentu. Petaniyang telah maju ada yang memberikan mikroba decomposer dengan
tujuan untuk mengurangi bau dan mempercepat pematangn, tetapi banyak pula yang
hanya sekedar ditumpuk dan dibiarkan sampai pada waktunya digunakan ke lahan.
b.
Pupuk
kandang cair
Pupuk kandang cair merupakan pupuk kandang
berbentuk cair berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur
dengan urine hewan atau kotoran hewan yang
dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu. Umumnya urine hewan
cukup banyak dan yang telah dimanfaatkan oleh petani adalah urine kambung,
sapi, kerbau, kuda dan babi.
Hasil
penelitian menunjukan bahwa pupuk kandang ayam yang dilarutkan dalam air
mengandung kadar hara yang cukup tinggi. Kotoran ayam yang masih baru dimasukan
ke karung goni, dibenamkan dalam air dalam sebuah tong bervolume 130 L. Untuk
kotoran ayam 10 kg, kadar nitrogen yang terlarut mencapai maksimum dalam waktu
1 minggu, sedangkan bila berat kotoran ayam ditingkatkan menjadi 17,5 dan 2,5
kg proses pelarutan nitrogen memakan waktu 3 minggu dengan kadar nitrogen yang
terlarut lebih rendah. Semakin tinggi konsentrasi kotoran ayam yang dilarutkan
maka kadar N semakin rendah ( Purwono,2005).
Manfaat
pupuk kandang telah diketahui sejak berabad-abad lampau bagi pertumbuhan tanaman baik pangan, ornamental maupun
perkebunan. Yang jharus mendapat perhatian khusus dalam penggunaan pupuk
kandang adalah kadar haranya yang bervariasi. Komposisi hara ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis
makanannya, alas kandang dan penyimpanan pengelolaan.
Kandungan
hara dalam pupuk kandang sangat menentukan kualitas pupuk kandang. Kandungan
unsur-unsur hara dalam pupuk kandang tidak hanya tergantung dari jenis ternak,
tetapi juga tergantung dari makanan dan
air yang diberikan, umur dan bentuk
fisik dari ternak.
Sumber Pupuk kandang
|
N
|
P
|
K
|
Cg
|
Mg
|
S
|
Fe
|
Sapi perah
|
0,53
|
0,35
|
0,41
|
0,28
|
0,11
|
0,05
|
0,009
|
Sapi daging
|
0,65
|
0,15
|
0,30
|
0,12
|
0,10
|
0,009
|
0,004
|
Kuda
|
0,70
|
0,10
|
0,58
|
0,39
|
0,14
|
0,07
|
0,010
|
Unggas
|
1,50
|
0,77
|
0,89
|
0,30
|
0,88
|
0,00
|
0,100
|
Domba
|
1,78
|
0,19
|
0,93
|
0,59
|
0,19
|
0,009
|
0,020
|
Tabel 1: Kandungan hara beberapa pupuk kandang
A.
Pupuk Kandang kambing
Tekstur
dan kotoran kambing adalah khas, karena berbentuk butiran-butiran yang agak
sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses
dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Nilai rasio C/N pupuk kandang
kambing umumnya masih diatas 30. Pupuk kandang yang baik harus mempunyai rasio
C/N<20, sehingga pupuk kandang kambing akan lebih baik penggunaannya bila
dikomposkanterlebih dahulu. Kalaupun akan digunakan secara langsung, pupuk
kandang ini akan memeberikan manfaat yang lebih baik pada musim kedua
pertanaman. Kadar air pupuk kambing relatif lebih rendah dari pupuk kandang
sapi dan sedikit lebih tinggi dari pupuk kandang ayam.
Kadar
hara pupuk kandang kambing mengandung kalium yang relatif lebih tinngi dari
pupuk kandang lainnya. Sementara kadar hara N dan P hampir sama dengan pupuk
kandang lainnya.
B.
Pupuk Kandang Sapi
Diantara
jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapi yang mempunyai kadar serat yang tingi
seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio
yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pupuk kandang sapi menghambat
penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman
utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan
N yang tersedia ntuk mendekomposi bahan organik tersebut sehingga tanaman utama
akan kekurangan N. Untuk memeksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus
dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pupuk kandang sapi rasio C/N dibawah
20.
Selain
masalah rasio C/N, pemanfaatan pupuk kandang sapi secara langsung juga berkaitan
dengan kadar air yang tinggi. Petani
umumnya menyebutnya sebagai pupuk dingin. Bila pupuk kandang dengan kadar air
yang tinggi diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga yang lebih
banyak serta proses pelepasan amoniak
masih berlangsung.
C.
Pupuk Kandang Ayam
Pemanfaatan
pupuk kandang ayam termasuk luas. Umumnya dipergunakan oleh petani sayuran
dengan cara mengadakan dari wilayah tersebut, misalnya petani kentang di Dieng
mendatangkan pupuk kandang ayam yang disebut chiken manure (CM) atau Kristal
dari Malang, Jawa Timur.
Pupuk
kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relative lebih tinggi dari
pupuk kandang lainnya. Kadar ini sangat
dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran
ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan ayam seperti sekam sebagai alas
kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara ke dalam pupuk kandang terhadap
sayuran.
Beberapa hasil penelitian aplikasi
pupuk kandang ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada muusim
pertama. Hal ini terjdi karena pupuk kandang ayam relative lebih cepat
tedekomposisi serat mempunyai kadar hara yang cukupjika dibandingkan dengan
jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya. Pemanfaatan pupuk kandang
ayam ini bagi pertanian organic menemui kendala karena pupuk kandang ayam
mengandung beberapa hormon yang dapat mempercepat pertumbuhan ayam.
D.
Pupuk kandang Kuda
Jumlah populasi kuda lebih rendah
disbanding ternak lainny, sehingga jumlah kotoran kuda juga termasuk lebih
sedikit volumenya. Pupuk kandang kuda banyak dipergunakan oleh petani sekitar
peternakan kuda saja. Sebelum digunakan, kotoran kuda dimasukan ke dalm lubang
dan dibiarkan terdekomposisi secara alami kemudian baru digunakan untuk
pertanian.
Apabila dibandingkan dengan kotoran
sapi, kotoran kuda mempunyai rasio C/N lebih rendah. Rendahnya rasio C/N ini
berkaitan dengan jenis pakan misalnya deda. Hasil analisis pupuk kandang kuda
ternyata banyak mengandung hara Mg.
E.
Kompos Pupuk
kandang
Pengomposan diartikan sebagai proses dekomposisi
secara biologi untuk mencapai bahan organik yang stabil. Proses pengomposan
menghasilkan panas, dengan dihasilkannya panas maka akan dihasilkan produk
kompos akhir yang stabil, bebas dari pathogen dan biji-bijian gulma,
berkurangnya bau, danb lebih mudah diaplikasikan ke lapangan. Selain itu
perlakuan pengomposan dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman karena
perubahn bentuk dari sulit tersedia
menjadi mudah tersedia. Adanya pengomposan meningkatkan kadar hara N, P, K, Ca,
dan Mg, menurunk per unit sam sn rasio C/N dan kadar air per unit sama (
Purwono,2005):
Jenis Bahan asal
|
Kadar hara
|
||||
C
|
N
|
C/N
|
P
|
K
|
|
Bahan Segar
|
%
%
|
||||
Kotorab Sapi
|
63,4
|
1,53
|
4,146
|
0.67
|
0,70
|
Kotoran Kambing
|
46,51
|
1,41
|
32,98
|
0,54
|
0,75
|
Kotoran Ayam
|
42,18
|
1,50
|
28,12
|
1,97
|
0,68
|
Kompos
|
|
||||
Sapi
|
|
2,34
|
16,8
|
1,08
|
0,69
|
Kambing
|
|
1,85
|
11,3
|
1,14
|
2,49
|
Ayam
|
|
1,70
|
10,8
|
2,12
|
1,48
|
Tabel 2: kadar hara beberapa bahan
dasar pupuk organik sebelum dikomposkan
Beberapa
keuntungan dan kelebihan pupuk kandang yang dikomposkan, jika diperhatikan
antara keuntungan dan kekurangannya, terlihat bahwa kompos pupuk kandang
memeberikan lebih banyak keuntungan. Aplikasi pupuk kandang yang telah
dikomposkan berfungsi untuk meningkatkan kesuburan kimi, fisik, dan biologi
tanah. Berikut beberapa keuntungan dan kekurangan dari kompos pupuk kandang (
Purwono,2005):
Keuntungan
:
1.
Mengurangi masa dan volume.
2.
Berkurangnya bau.
3.
Terbasminya pathogen.
4.
Biji-bijian gulma menjadi mati.
5.
Memepermudah transportasi.
6.
Memeperbaiki kondisi tanah.
7.
Meningkatkan pelepasan hara-hara yang
berkualitas lebih tinggi dari kompos secara perlahan-lahan dalam waktu
tertentu.
8.
Mengurangi sumber polusi.
9.
Menstabilkan N yang mudah menguap menjadi
bentuk lain seperti protein.
10.
Bernilai
ekonomi.
11.
Meningkatkan daya memegang air tana, sumber
energy flora dan fauna tanah.
Kekurangan :
1.
Kehilangan NH3 (N).
2.
Diperlukan waktu dan tenaga.
3.
Pada awalnya memerlikan biaya investasi alat
dan pengoprasiannya.
4.
Dibutuhkan lahan untuk pengomposan.
5.
Diperlukan pemasaran.
2.3 Pupuk NPK
Pertumbuhan tanaman selalu
membutuhkan unsur hara dalam menghasilkan akar, batang, daun dan bunga serta
buah sesuai dengan yang diharapkan, karena itu unsur hara N, P, K sangat
dibutuhkan dalam jumlah besar dan stabil. Dari hal tersebut ada dampak
kelebihan dan kekurangan unsur hara NPK. Fungsi dari unsur hara N adalah
sebagai baha pembangunan asam amino/protein/enzim, asam nukleat, nukleo
protein, dan alkaloid. Definisi N dalam fisiologi dan biokimia tanaman, yaitu
menjaga kapasitas fotosintesis (Sutejo,2002).
Kekurangan suplai unsur hara N akan mengakibatkan menurunnya laju tumbuh
tanaman, laju fotosintesisdan nisbah luas tanaman, sehingga berakibat terhadap
peningkatan rasio akar tanaman. Fungsi unsur hara P pada proses fisiologi dan
biokimia tanaman yaitu untuk mengaktifkan proses metabolisme tanaman, mengatur
keseimbangan senyawa pengatur tumbuh alami, mengatur partisi dan translokasi
fotosintat dan keseimbangan antara pati dan sukrosa. Kekurangan unsur hara P
dapat mengakibatkan aktivitas metabolisme terganggu, yaitu proses fotosintesis
dan keseimbangan antara payi dan sukrosa, mengakibatkan terganggunya oksidasi
karbohidrat danmenurunkan resistensi tanaman terhadap kekeringan (Sutejo,2002).
Unsur hara K berfungsi sebagai
aktivator 46 macam enzim, berperan dalam proses fotosintesis, peningkat indeks
luas daun dan meingkatkan translokasi fotosintat dari sumber ke penerima. Unsur
hara kimia atau organik NPK sangat dibutuhkan pada tanaman, sebagai pemacu
tanaman terhadap unsur lain. Unsur hara N, P, dan K merupakan unsur hara yang
sulit didapatkan di dalam tanah (Hardjowigeno,2003).
Peranan unsur hara N, P, dan K
terhadap tanamn sangat dibutuhkan, dimana ketiga unsur ini saling berinteraksi
satu sma lain dalam menunjang pertumbuhan tanaman, berikut adalah peranan dari
unsur hara N, P, dan K
(Hardjowigeno,2003):
A.
Peranan
Nitrogen
Unsur N merupakan unsur
yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman. Adapun peran utama dari
unsur N adalah:
1)
Mempercepat
pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang pertunasan.
2)
Memperbaiki
kualitas, terutama kandungan proteinnya.
3)
Menyediakan
bahan mikroba (jasad renik).
4)
Merangsang
pertumbuhan vegetative (batang dan daun).
5)
Meningkatkan
jumlah anakan.
Kekurangan unsur N dapat menyebabkan hal-hal berikut:
1)
Pertumbuhan
tanamn menjadi kerdil.
2)
Daun
tampak kekuning-kuningan.
3)
Sistem
perakaran terbatas.
Kelebihan Unsur N dapat menyebabkan:
1)
Pertumbuhan
vegetatif memanjang (lambat panen).
2)
Mudah
rebah.
3)
Respon
terhadap serangan hama.
B. Peranan Posfor
Fungsi utama
posfor dalam pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:
1)
Respirasi
dan fotosintesis.
2)
Penyusun
asam nukleat.
3)
Pembentukan
bibit tanaman dan penghasil buah.
4)
Perangsang
perkembangan akar, sehingga tanamn akan lebih tahan terhadap kekeringan.
5)
Mempercepat
masa panen sehingga dapat mengurangi risiko keterlambatan waktu panen.
Kekurangan posfor menyebabkan tanaman mengalami hal-hal berikut:
1) Pertumbuhan kerdil.
2) Daun meruncing berwarna hijau gelap.
C. Peranan kalium
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalent yang esensial bagi
tanaman. Peranan utama kalium dalam tanaman adalah sebagai aktivator berbagai
enzim. Dengan adanya kalium menyebabkan hal-hal berikut:
1)
Mempengaruhi
susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.
2)
Mempercepat
metabolisme unsur nitrogen.
3)
Mencegah
bunga dan buah mengalami keguguran.
4)
Ketegaran
tanaman terjamin.
5)
Merangsang
pertumbuhan akar.
6)
Tanaman
lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
Kekurasebagai akibat ngan kalium menyebabkan hal-hal berikut:
1)
Pertumbuhan
tanamn menjadi kerdil.
2)
Daun
kelihatan kering dan terbakar pada sisi-sisinya.
3)
Menghambat
pembentukan hidrat arang pada biji.
4)
Permukaan
daun memperlihatkan gejala krolotikyang tidak merata.
5)
Munculnya
bercak cokelat mirip gejala penyakit pada bagian yang berwarna hijau gelap.
Pupuk NPK mempuyai berbagai bentuk, yang paling khas adalah pupuk
padat yang berbentuk granul atau bubuk. Ada juuga pupuk NPK yang berbentuk
cair, beberapa keuntungan dari pupuk cair adalah efek langsung dan jangkauannya
luas. Nitrogen diguanakan oleh tanaman untuk menghasilkan pertumbuhan daun dan
pembentukan batang serta cabang. Tanaman yang paling membutuhkan nitrogen
meliputi rumput dan sayuran berdaun seperti bayam dan kol (Sutejo,2002).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian tentang “Perbandingan efektivitas pupuk kandang dan pupuk NPK terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)” ini dilakukan pada
hari Sabtu 25 mei – 5 juni 2013 (selama 2 minggu), yang bertempat di depan
Green House jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalm penelitian
ini adalah: Jumlah
1.
Polybag 4
buah
2.
Penggaris 1
buah
3.
Kamera 1
buah
4.
Alat penyiram 1
buah
5.
Skop 1
buah
3.1.2
Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1.
Tanah secukupnya
2.
Pupuk kandang secukupnya
3.
Pupuk NPK secukupnya
4.
Biji kacang hijau 4
buah
3.3 Cara Kerja
1.
Direndam
biji kacang hijau selama 1 hari di dalam toples kecil
2.
Diambil
biji kacang hijau yang bagus (ditandai dengan tenggelamnya biji ketika
perendaman dilakukan) sebanyak 4 biji
3.
Ditanam
biji sebanyak 2 buah pada polybag yang
telah diisi dengan tanah dan pupuk kandang (masing-masing polybag diisi 1 biji)
4.
Ditanam
2 biji kacang hijau pada polybag yang telah terisi tanah dan pupuk NPK
(masing-masing polybag diisi 1 biji)
5.
Disiram
seluruh polybag pada setiap pagi dan sore
6.
Diamati
pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun tanaman kacang hijau (Vigna
Radiata L) pada tiap 2 hari
7.
Dicatat
hasilnya pada tabel
8.
Dibandingkan
hasil pada tanaman kacang hijau yang diberi pupuk kandang dengan tanaman kacang
hijau yang diberi pupuk NPK.
3.4 Kerangka Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
4.1.1
Pemupukan dengan pupuk kandang
No
|
Hari
Ke-
|
Tinggi Batang
|
Panjang Daun
|
||
Tanaman
1
|
Tanaman
2
|
Tanaman
1
|
Tanaman
2
|
||
1
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
4
|
2 cm
|
2
cm
|
0,8
cm
|
0,6
cm
|
3
|
6
|
5,5
cm
|
4,5
cm
|
1,2
cm
|
1 cm
|
4
|
8
|
9
cm
|
7
cm
|
1,9
cm
|
1,7
cm
|
5
|
10
|
12,5
cm
|
9
cm
|
2,5
cm
|
2,2
cm
|
6
|
12
|
14 ,5 cm
|
10,5 cm
|
3 cm
|
2,7 cm
|
7
|
14
|
16 cm
|
12 cm
|
3,5 cm
|
3,3 cm
|
Rata- rata
|
8,5 cm
|
6,42 cm
|
1,84 cm
|
1,64 cm
|
4.1.2 pemupukan dengan pupuk NPK
No
|
Hari
Ke-
|
Tinggi
Batang
|
Panjang
Daun
|
||
Tanaman
1
|
Tanaman
2
|
Tanaman
1
|
Tanaman
2
|
||
1
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
4
|
1,5 cm
|
1,5 cm
|
0,6
cm
|
0,6 cm
|
3
|
6
|
3,5 cm
|
3,4 cm
|
1
cm
|
1 cm
|
4
|
8
|
5 cm
|
4,8 cm
|
1,4
cm
|
1,3 cm
|
5
|
10
|
7,5 cm
|
7,1 cm
|
1,8
cm
|
1,7 cm
|
6
|
12
|
8 cm
|
7,8 cm
|
2 cm
|
2 cm
|
7
|
14
|
10,5 cm
|
9 cm
|
2,5 cm
|
2,4 cm
|
Rata- rata
|
5,14 cm
|
4,8 cm
|
1,32 cm
|
1,28 cm
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
selama 2 minggu terhadap pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiate L)
yaitu pada pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun, yang diberi pupuk dengan
jenis yang berbeda yakni pupuk kandang dan pupuk NPK . Pengukuran tinggi batang
dan panjang dihasilkan data sebagai berikut:
Pengukuran tinggi batang dan panjang
daun dilakukan pada tiap dua hari yaitu pada hari ke-2, 4, 6, 8, 10, 12 dan
hari ke-14. Kedua pupuk diatas (pupuk kandang dan pupuk NPK) digunakan untuk 4
polybag yang diisi 2 tanaman. Dari keempat polybag tersebut 2 polybag diberi
pupuk kandang dan dua lagi diberi pupuk NPK.
Pertumbuhan tinggi batang tanaman
kacang hijau pada polybag 1 yang diberi pupuk kandang pada hari ke-2 tingginya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 tinggi
batang kacang hijau adalah 2
cm. Pada hari ke-6 tinggi batangnya sebesar 5,5 cm , pada hari ke -8 didapatkan
tinggi tanaman sebesar 9 cm, selanjutnya
pada hari ke- 10 tinggi batang kacang hijau
adalah 12,5 cm. Pada
hari ke- 12 tinggi batang kacang hijau
adalah 14,5 dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu
hari ke-14 adalah 16 cm. Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata
pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijaunya adalah 8,5 cm.
Hasil pengamatan terhadap panjang
daun kacang hijau pada polybag 1 yang yang
diberi pupuk kandang hasilnya adalah pada hari ke-2
panjangnya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 panjang daun kacang
hijau adalah 0,8
cm. Pada hari ke-6 panjang daunnya
sebesar
1,2 cm , pada hari ke -8 didapatkan panjang
daun kacang hijau sebesar 1,9 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 panjang daun kacang hijau adalah
2,5. Pada hari ke-12 panjang daun kacang hijau adalah
2,7 dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 3,5 cm.
Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata panjang
daun kacang hijau adalah 1,84 cm.
Pertumbuhan tinggi batang tanaman
kacang hijau pada polybag 2 yang diberi pupuk kandang pada hari ke-2 tingginya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 tinggi
batang kacang hijau adalah 2
cm. Pada hari ke-6 tinggi batangnya sebesar 4,5 cm , pada hari ke -8 didapatkan
tinggi tanaman sebesar 7 cm, selanjutnya
pada hari ke- 10 tinggi batang kacang hijau
adalah 9 cm. Pada
hari ke- 12 tinggi batang kacang hijau
adalah 10,5 dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu
hari ke-14 adalah 12 cm. Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata
pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijaunya adalah 6,42 cm.
Hasil pengamatan terhadap panjang
daun kacang hijau pada polybag 2 yang yang
diberi pupuk kandang hasilnya adalah pada hari ke-2
panjangnya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 panjang daun kacang
hijau adalah 0,6
cm. Pada hari ke-6 panjang daunnya
sebesar
1 cm , pada hari ke -8 didapatkan panjang
daun kacang hijau sebesar 1,7 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 panjang daun kacang hijau adalah
2,2 cm. Pada hari ke-12 panjang daun kacang hijau adalah
2,7 dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 3,3 cm.
Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata panjang
daun kacang hijau adalah 1,64 cm.
Menurut Hartono (2005) Hara dalam pupuk kandang ini tidak mudah
tersedia bagi tanaman. Ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh tingkat
dekomposisi atau mineralisasi dari bahan-bahan tersebut. Rendahnya ketersediaan
hara dari pupuk kandang antara lain disebabkan karena bentuk N, P serta unsur
lain terdapat dalam nbentuk senyawa kompleks organo protein atau senyawa asam
humat atau lignin yang sulit terdekomposisi (Hartono,2005).
Pertumbuhan tinggi batang tanaman
kacang hijau pada polybag 3 yang diberi pupuk NPK pada hari ke-2 tingginya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 tinggi
batang kacang hijau adalah 1,5
cm. Pada hari ke-6 tinggi batangnya sebesar 3,5 cm , pada hari ke -8 didapatkan
tinggi tanaman sebesar 5 cm, selanjutnya
pada hari ke- 10 tinggi batang kacang hijau
adalah 7,5. Pada
hari ke- 12 tinggi batang kacang hijau
adalah 8 cm dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu
hari ke-14 adalah 10,5 cm. Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata
pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijaunya adalah 5,14 cm.
Hasil pengamatan terhadap panjang
daun kacang hijau pada polybag 3 yang yang
diberi pupuk NPK hasilnya adalah pada
hari ke-2 panjangnya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 panjang
daun kacang hijau adalah 0,6
cm. Pada hari ke-6 panjang daunnya
sebesar
1 cm , pada hari ke -8 didapatkan panjang
daun kacang hijau sebesar 1,4 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 panjang daun kacang hijau adalah
1,8 cm. Pada hari ke-12 panjang daun kacang hijau adalah
2 cm dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 2,5 cm.
Dari beberapa data diatas ditentukan rata-rata panjang
daun kacang hijau adalah 1,32 cm.
Pertumbuhan tinggi batang tanaman
kacang hijau pada polybag 4 yang diberi pupuk NPK pada hari ke-2 tingginya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 tinggi
batang kacang hijau adalah 1,5
cm. Pada hari ke-6 tinggi batangnya sebesar 3,4 cm, pada hari ke -8 didapatkan
tinggi tanaman sebesar 4,8 cm, selanjutnya
pada hari ke- 10 tinggi batang kacang hijau
adalah 7,1. Pada
hari ke- 12 tinggi batang kacang hijau
adalah 7,8 cm dan selanjutnya pada pengamatan terakhir
yaitu hari ke-14 adalah 9 cm. Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata
pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijaunya adalah 4,8 cm.
Hasil pengamatan terhadap panjang
daun kacang hijau pada polybag 4 yang yang
diberi pupuk NPK hasilnya adalah pada
hari ke-2 panjangnya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 panjang
daun kacang hijau adalah 0,6
cm. Pada hari ke-6 panjang daunnya
sebesar
1,3 cm , pada hari ke -8 didapatkan panjang
daun kacang hijau sebesar 1,7 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 panjang daun kacang hijau adalah
1,8 cm. Pada hari ke-12 panjang daun kacang hijau adalah
2 cm dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 2,4 cm.
Dari beberapa data diatas ditentukan rata-rata panjang
daun kacang hijau adalah 1,28 cm.
Menurut Sutejo (2002) Pertumbuhan
tanaman selalu membutuhkan unsur hara dalam menghasilkan akar, batang, daun dan
bunga serta buah sesuai dengan yang diharapkan, karena itu unsur hara N, P, K
sangat dibutuhkan dalam jumlah besar dan stabil (sutejo,2002).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
Pengaruh
pupuk kandang terhadap pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun tanaman
kacang hijau (vigna radiata L) sangat baik, hal itu disebabkan karena kandungan hara yang ada
pada pupuk kandang sangat lengkap yaitu nitrogen, posfor, kalium, cuprum, ferum
dan zincum. Dan juga dapat dibuktikan dengan hasil penelitian rata-rata dari
tinggi batangnya adalah 8,5 cm dan 6,42 cm serta panjang daunnya adalah 1,84 cm
dan 1,69 cm.
2.
Pengaruh
pupuk NPK terhadap pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun tanaman kacang
hijau (vigna radiata L) kurang baik, hal itu disebabkan karena kandungan hara yang ada
pada pupuk lengkap yaitu hanya nitrogen posfor dan kalium berbeda dengan pupuk
kandang. Dan juga dapat dibuktikan dengan hasil penelitian rata-rata dari
tinggi batangnya adalah 5,14 cm dan 4,8 cm serta panjang daunnya adalah 1,32 cm
dan 1,28 cm
3.
Efektivitas
diantara pupuk kandang dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan tinggi batang dan
panjang daun tanaman kacang hijau ( Vigna radiate) lebih efektif menggunakan
pupuk kandang karena kandungan hara di dalam pupuk kandang lebih banyak
dibandingkan dengan pupuk NPK.
5.2 Saran
Saya sarankan kepada para pembaca
supaya ada tindakan aplikatif dari hasil penelitian ini dan sebaiknya
dilakukan penelitian ulang supaya mendapatkan data yang lebih valid lagi
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,1982.
Ensiklopedi Tumbuh-Tumbuhan. Surabaya: Karya Anda.
Hardjowigeno. (2002). Penggunaaan
Pupuk NPK. Jakarta : Erlangga.
Hartono. (2005). Budidaya
Kacang Hijau. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Indrianto, 2.
(2004). Budi daya Kacang Hijau. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kasno, 2007. Fisiologi
Tumbuhan dan Perkembangan tanaman. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Marzuki,2005.
Bertanam kacang Hijau. Jambi: Pertanian Universitas Jambi.
Rukmana,1997.
Pengelolaan kacang Hijau. Jakarta: Agromedia Pustaka
Purwono. (2005). Pupuk
kandang. Bandung: Bumi Aksara.
Sunantra,2000.
Budidaya dan Pengelolaan kacang Hijau. Jakarta: Agromedia Pustaka
Suprapto. (2003).
Macam-Macam pupuk Organik. Bogor: IPB.
Sutejo. (2002). Pupuk
NPK. Bandung : Angkasa.
Lampiran
a)
Kacang
Hiaju yang diberi Pupuk Kandang
Ø Polybag 1 dan 2
b)
Kacang
Hijau yang diberi Pupuk NPK
Ø Polybag 3 dan 4
No comments:
Post a Comment