Wednesday, October 16, 2013

Perbandingan efektivitas pupuk kandang dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)



KATA PENGANTAR


Bissmillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke Hadirat Allah SWT yang melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang menjadi salah satu tugas Ujian Akhir Semester II Mata Kuliah Teknik Instrumentasi. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada junjunan alam nabi besar Muhammad SAW.
Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi khususnya kepada:
1.      Dr. Eko Budi Minarno, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Biologi yang telah memotivasi, membantu dan memberikan penulis arahan yang baik dan benar dalam menyelesaikan penulisan laporan penelitian ini.
2.      dr. Nur Laili Susanti, S. Ked. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan waktu luang, arahan dan kontribusi dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
3.      Orang tua, keluarga dan seluruh sahabat-sahabat yang telah banyak memberikan doa, motivasi dan dorongan dalam penyelesaian laporan penelitian ini, semoga Allah membalas dengan Rahman dan Rahim-Nya yang tiada tara
4.      Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikanya laporan penelitian ini, Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas jasa dan bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat dibutuhkan demi penyempurnaan laporan penelitian ini dan penelitian selanjutnya. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah ilmu pengetahuan.
Malang, 16 juni 2013
                                                                                                                        Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Mempelajari dan merenungkan seluruh ciptaan Allah adalah suatu kewajiban semua umat islam. Diantara cara untuk mempelajarinya adalah dengan melakukan  penelitian dan pengamatan  terhadap ciptaan Allah yang sangat dekat dan tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia  yaitu tumbuh-tumbuhan. Manusia tidak boleh  merusak seluruh ciptaan allah yang telah tertata indah dan terstruktur khususnya pada tanaman, tetapi seharusnya manusia memelihara dan membudidayakannya. Hal tersebut tertera dalam fiman Allah SWT dalam surah Al-A’araf : 56
و Ÿwur (#rßÅ¡øÿè? Îû ÇÚöF{$# y÷èt/ $ygÅs»n=ô¹Î) çnqãã÷Š$#ur $]ùöqyz $·èyJsÛur 4 ¨bÎ) |MuH÷qu «!$# Ò=ƒÌs% šÆÏiB tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÎÏÈ    المحسنين (الاعراف:
Artinya :
      Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdo’alah kepadanya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan (Al-‘araf: 56)
Allah SWT adalah dzat maha hidup yang telah memberi kehidupan dan menyediakan fasilitas-fasilitas untuk menunjang kehidupan seluruh mahluknya di seluruh  muka bumi ini termasuk segala macam-macam tumbuhan. Hal tersebut dijelaskan dalam firmannnya  surah Al-an’am ayat 99:
uqèdur üÏ%©!$# tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr'sù ¾ÏmÎ/ |N$t7tR Èe@ä. &äóÓx« $oYô_t÷zr'sù çm÷YÏB #ZŽÅØyz ßl̍øƒU çm÷YÏB ${6ym $Y6Å2#uŽtIB ÇÒÒÈ   :
Artinya:
Dan dia-lah yang menurunkan air dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh–tumbuhan, kami keluarkan dari tumbuhan-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak   (Al-an’am: 99)
Kacang hijau (Vigna radiata L.) cukup populer dikonsumsi di Indonesia. Kacang dengan warna cantik ini memang nikmat setelah diolah. Kacang hijau sendiri digolongkan sebagai tanaman palawija yang mampu tumbuh secara optimal di daerah tropis. Kacang hijau ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh sehingga tak heran jika ahli gizi merekomendasikannya sebagai konsumsi harian terutama bagi ibu hamil. Mencermati permintaan masyarakat yang stabil terhadap komoditas yang satu ini, banyak petani yang menfokuskan usaha pertaniannya pada budidaya kacang hijau (Marzuki, 2005).
 Pulau Jawa merupakan penghasil utama kacang hijau di Indonesia, karena memberikan kontribusi 61% terhadap produksi kacang hijau nasional. Sebaran daerah produksi kacang hijau di Indonesia adalah: NAD, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, NTB dan NTT. Total kontribusi daerah tersebut adalah 90% terhadap produksi kacang hijau nasional dan 70% berasal dari lahan sawah. Tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amilum, protein, besi, belerang kalsim,minyaklemak, mangan,  magnesium, niasin,vitamin (B1, A dan E) (Sunantara,2000).
Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kacang hijau adalah masih rendahnya produksi yang dicapai petani. Rendahnya produksi kacang hijau ini disebabkan  oleh budidaya yang kurang baik (tanpa pemupukan), persediaan air yang tidak cukup, adanya serangan penyakit. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik dan sempurna apabila unsur-unsur yang diperlukan oleh tumbuhan tersebut terpenuhi (Rukmana,1997).
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Material pupuk dapat berupa bahan organik atau non-organik yang diantaranya adalah pupuk kandang dan pupuk NPK (Hardjowigeno,2003).
Apabila lingkungan tanaman tidak mendukung misalnya kekurangan unsur-unsur hara N, P, K maka tidak dapat tumbuh dengan  sempurna. Fungsi N dalam tanaman yaitu untuk pertumbuhan pucuk tanaman dan menyuburkan pertumbuhan vegetatif. Fungsi P sebagai pembentukan bunga, buah dan biji serta merangsang pertumbuhan akar menjadi memanjang dan tumbuh kuat sehingga tanaman akan tahan kekeringan. Unsur K berperan  dalam proses metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi (Sutejo,2002).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro ( Purwono,2005).
Berkaitan dengan uraian diatas penting adanya penelitian mengenai pupuk yang paling efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.), maka penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut dengan mengangkat judul “Perbandingan efektivitas pupuk kandang dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)”


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan laporan penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana pengaruh pupuk Kandang terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) ?
2.      Bagaimana pengaruh pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) ?
3.      Manakah diantara pupuk Kandang dan pupuk NPK yang paling efektiv untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) ?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan laporan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengaruh pupuk Kandang terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
2.      Untuk mengetahui pengaruh pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
3.      Untuk mengetahui perbandingan efektivitas pupuk pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)

1.4 Manfaat

1.      Bagi Peneliti
Sebagai tambahan informasi dan wawasan pengetahuan mengenai efektivas pupuk NPK dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
2.      Bagi Pembaca
Sebagai tambahan pengetahuan pada bidang biologi (Botani), khususnya dalam pemilihan dan penggunaan pupuk bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)


1.5 Batasan Masalah

1.      Jenis kacang hijau yang digunakan adalah kacang hijau dengan spesies vigna radiata L
2.      Pupuk yang digunakan saat memberikan perlakuan adalah pupukkandang dan pupuk NPK
3.      Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman dan panjang daun.

























BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Klasifikasi dan Morfologi Kacang hijau

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau juga banyak diminati masyarakat Indonesia. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari kacang hijau ialah digunakan untuk pengobatan. Adapun untuk Klasifikasi Ilmiah dari kacang hijau adalah sebagai berikut (Hartono,2005):
Kerajaan :
Divisi      :
Kelas       :
Ordo        :
Famili      :
Fabaceae (Leguminosae)
Genus       :
Spesies     :
V. radiate
1.      Akar
Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi 2 yaitu mesophytesdan xerophytes. Meshophytes memepunyai banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannnya menyebar. Sementara xerophytes memiliki akar cabang lebih dan memanjang kearah bawah.

2.      Batang
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku . Ukurann batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap bukubatang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 1 meter, cabangnya menyebar ke semua arah.
3.      Daun
Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua, letak daun berseling, tangkai daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri.
4.      Bunga
Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupudan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan sore harinya menjadi layu .
5.      Buah
Buah kacang hijau berbentuk polong, panjang polongnya sekitar 5-16 cm, setiap polong berisi 10-15 biji.  hijau berbentuk bulat silindtis atau pipih dengan ujung agak runcing  atau tumpul, polong muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya memepunyai rambut-rambut pendek atau berbulu.
6.      Biji
Biji kacang hijau berbentuk bulat, ukurannya lebih kecil apabila dibandingkan dengan biji kacang tanah atau kedelai, yaitu bobotnya hanya sekitar 0,5 - 0,8 mg. Kulitnya berwarna putih dan bijinya sering dibuat kecambah atau tauge.
                        Vigna radiata (kacang hijau) merupakan tanaman “musim hangat’dan akan tumbuh di dalam rentang suhu sekitar 20-40 oC , suhu antara 28-30 oC. Oleh karena itu tanaman ini dapat tumbuh di musim panas dan musim gugur di daerah hangat, subtropics dan pada ketinggian di bawah 200 m di daerah tropis (Purwono,2005)
Kacang hijau (Vigna radiata) memiliki kelebihan dibandingkan dengan tanaman pangan yang lainnya, yaitu: (1) berumur genjah  (55-56 hari), (2) lebih toleran kekeringan dengan kebutuhan air untuk pertumbuhan kacang hijau relatif kecil, yaitu 700-900 mm/tahun. Pada curah hujan yang lebih rendah dari itu masih dapat tumbuh karena ia berakar di dalam, (3) dapat ditanam pada lahan  yang kurang subur dan sebagai penyubur tanah    karena bersimbiosis dengan rhizobium dan menghasilkan biomasa bnayak (11/12 t/ha), (5) hama yang menyerang relative sedikit , dan (6) harga jual tinggi dan stabil (kasno,2007).

2.2 Syarat Tumbuh Kacang Hijau

Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah (kasno,2007).
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan saat hendak memulai usaha budidaya kacang hijau. faktor tersebut antara lain medium tanam, iklim, bibit dan persiapan pengelolaan awal medium tanam. Kacang hijau sendiri merupakan tanaman yang menyukai tekstur tanah yang liat lempung dan banyak mengandung humus atau bahan organik serta tentu gembur. Pertumbuhannya juga akan maksimal jika tanah mempunyai sistem aerasi dan drainase yang baik. Untuk kelembaban atau pH berkisar di angka 5,8 sampai 7,0. Namun angka terbaik adalah pH 6,7. Untuk faktor iklim, kacang hijau menyukai daerah dengan curah hujan 50 sampai 200 mm per bulannya. Suhu dengan temperatur 250 sampai 270 derajat celsius dengan curah matahari yang cukup. Berikut beberapa kategori uang harus terpenuhi dalam penanaman atau budidaya kacang hijau (Rukmana,1997):



1.      Tanah
a.       Tekstur: liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik.
b.      Struktur tanah gembur 
c.       pH 5,8-7,0 optimal 6,7
2.      Iklim
a.          Curah hujan optimal 50-200 mm/bln
b.         Temperatur 250-270 C, dengan kelembaban udara 50-80 % dan cukup mendapat sinar matahari.
Hal lain yang penting dipersiapkan saat hendak melakukan budidaya kacang hijau adalah benih atau bibit. Sayarat benih yang layak dijadikan bibit kacang hijau adalah dari varietas unggul nasional yang telah baku dijumpai di pasaran. Jenis unggulan tersebut adalah kacang hijau merak, betet, walet, murai, gelatik dan lain-lain. Untuk lahan sebanyak 1 hektar bisa ditanami bibit sebanyak 15 sampai 20 kilogram. Pastikan benih yang Anda pilih bebas dari hama, kotoran dan umurnya pendek agar cepat dipanen (Indrianto,2004).
Setelah semua siap, penting juga untuk mempersiapkan lahan tempat kacang hijau ditanam. Perlakuan awal ini tergantung lagi pada jenis medium tanam yang hendak digunakan. Jika tanah telah bertekstur ringan maka tak perlu lagi dilakukan pengolahan awal. Akan tetapi jika medium tanam pada bekas lawan sawah maka penting dilakukan pengolahan tanah sebelum digunakan sebagai lahan tanam. Langkah pengolahan tersebut bisa dengan mencangkul tanah dan jika dirasa perlu bisa diperkaya dengan pupuk organik agar tanah sehat dan siap untuk ditanami (Indrianto,2004).
Langkah selanjutnya adalah penanaman bibit kacang hijau. Jika perani menggunakan lahan sawah, maka sebaiknya penanaman dilakukan di musim kemarau setelah padi telah dipanen. Sementara itu, jika petani menggunakan lahan tegalan maka penanaman sebaiknya dilakukan di awal musim hujan. Adapun cara menanam bibit yakni dengan sistem ditugal. Lubang tanam dengan jarak sekitar 40x10x40x15 cm diisi masing-masing dengan 2 biji bibit kacang hijau (Indrianto,2004).
Proses selanjutnya adalah pemupukan. Jika menggunakan lahan bekas padi maka tidak terlalu memerlukan pupuk. Namun jika menggunakan medium tanam lahan kering tentu memerlukan pemupukan alami (organic) atau pupuk kimia (anorganik) (Indrianto,2004).
Langkah selanjutnya yang juga penting adalah pengairan dan juga penyaingan. Kacang hijau termasuk tanaman yang "bandel" sebab bisa tumbuh optimal meski minim air. Tetapi ada periode tertentu dimana kacang hijau membutuhkan pengairan yakni pada masa perkecambahan dan juga menjelang tanaman berbunga serta pada fase pembentukan polong. Hal ini patut diwaspadai sebab kegagalan panen biasanya terletak pada sistem pengairan yang tidak teliti. Sementara itu, proses penyaingan dilakukan di awal masa penanaman sebab tanaman kacang hijau sendiri termasuk tumbuhan yang tidak bisa bersaing dengan tanaman lainnya termasuk rumout. sebaiknya penyaingan dilakukan 2 kali, pagi dan sore, terutama di usia tanaman 2 sampai 8 minggu.
Hal lain yang tak kalah pentingnya dalam budidaya kacang hijau adalah pengendalian hama dan juga penyakit. Adapun hama yang biasanya dikeluhkan petani kacang hijau adalah Agromyza Phaseolli atau lalat kacang, ulay atau plusia chalsites, meruca testualitis, kutu trips dan juga spidoptera sp. Penanggulangan hama ini bisa dilakukan sedini mungkin dengan memilih bibit yang kebal terhadap hama. Jika telah terserang, gunakan pestisida secara bijak. Sementara itu, penyakit yang sering menyerang tanaman kacang hijau adalah sclerotium rofsii, dan juga bercak daun atau dikenal dengan istilah cercospora canesnens. Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan juga dengan pestisida (Indrianto,2004).
Proses terakhir dalam sistem budidaya kacang hijau adalah langkah pemanenan. Kacang hijau dipanen sesuai dengan umur varietas yang digunakan. Adapun tanda kacang hijau telah matang dan siap untuk dipanen terlihat dari warna polongnya yang awalnya berwarna hijau dan berubah menjadi hitam atau terkadang coklat kering. Apabila petani terlambat memanen kacang hijau, bisanya polong akan pecah di lahan (Indrianto,2004).

 2.3 Pupuk Kandang

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik maupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari supelemen, pupuk mengandung bahan baku yang dperlikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman sementara suplemen seperti hormon tumbuhan memebnatu proses metabolisme ( Purwono, 2002).
Pupuk kandang atau kotoran hewan berasal dari usaha tani pertanian antara lain adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing. Komposisi hara pada masing-masing kotoran hewan berbeda-beda tergantung pada jumlah dan jenis makanannya. Secara umum, kandungan hara dalam kotoran hewan lebih rendah dari pada pupuk kimia. Oleh karena itu biaya aplikasi pemberian pupuk kandang ini lebih besar daripada pupuk anorganik (Suprapto,2003).
Hara dalam pupuk kandang ini tidak mudah tersedia bagi tanaman. Ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi atau mineralisasi dari bahan-bahan tersebut. Rendahnya ketersediaan hara dari pupuk kandang antara lain disebabkan karena bentuk N, P serta unsur lain terdapat dalam nbentuk senyawa kompleks organo protein atau senyawa asam humat atau lignin yang sulit terdekomposisi (Suprapto,2003).
Selain mengandung hara bermanfaat,pupuk kandang juga mengandung biji-bjian gulma, bakteri saprotilik, pembawa penyakit dan parasite mikroorganisme yang dapat membahayakan hewan atau manusia. Contohnya kotoran  ayam mengandung Salmonella sp. Oleh karena itu pengelolaan dan pemanfaatan pupuk kandang harus hati-hati sesuai dengan kebutuhan (Suprapto,2003).
            Pupuk kandang adalah Semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Pupuk kandang dibagi menjadi dua yaitu pupuk kandang padat dan pupuk kandang cair (Suprapto,2003):
a.       Pupuk kandang padat
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum dikomposkan sebagi sumber hara terutama N bagi tanamn dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi tanah dan fisik tanah. Penanganan pupuk kandang padat  akan berbeda dengan pupuk kandang  cair. Penanganan pupuk kandang padat biasanya dengan cara mengumpulkan kotoran ternak 1-3 hari sekali pada saat pembersihan kamdang dan dikumpulkan dengan cara menumpuk di suatu tempat tertentu. Petaniyang telah maju ada yang memberikan mikroba decomposer dengan tujuan untuk mengurangi bau dan mempercepat pematangn, tetapi banyak pula yang hanya sekedar ditumpuk dan dibiarkan sampai pada waktunya digunakan ke lahan.
b.       Pupuk kandang cair
Pupuk kandang cair merupakan pupuk kandang berbentuk cair berasal dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang  dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu. Umumnya urine hewan cukup banyak dan yang telah dimanfaatkan oleh petani adalah urine kambung, sapi, kerbau, kuda dan babi.
      Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk kandang ayam yang dilarutkan dalam air mengandung kadar hara yang cukup tinggi. Kotoran ayam yang masih baru dimasukan ke karung goni, dibenamkan dalam air dalam sebuah tong bervolume 130 L. Untuk kotoran ayam 10 kg, kadar nitrogen yang terlarut mencapai maksimum dalam waktu 1 minggu, sedangkan bila berat kotoran ayam ditingkatkan menjadi 17,5 dan 2,5 kg proses pelarutan nitrogen memakan waktu 3 minggu dengan kadar nitrogen yang terlarut lebih rendah. Semakin tinggi konsentrasi kotoran ayam yang dilarutkan maka kadar N semakin rendah ( Purwono,2005).
      Manfaat pupuk kandang telah diketahui sejak berabad-abad lampau bagi pertumbuhan  tanaman baik pangan, ornamental maupun perkebunan. Yang jharus mendapat perhatian khusus dalam penggunaan pupuk kandang adalah kadar haranya yang bervariasi. Komposisi hara ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan umur hewan, jenis makanannya, alas kandang dan penyimpanan pengelolaan.
      Kandungan hara dalam pupuk kandang sangat menentukan kualitas pupuk kandang. Kandungan unsur-unsur hara dalam pupuk kandang tidak hanya tergantung dari jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan  dan air yang diberikan, umur dan bentuk  fisik dari ternak.
Sumber Pupuk kandang
N
P
K
Cg
Mg
S
Fe
Sapi perah
0,53
0,35
0,41
0,28
0,11
0,05
0,009
Sapi daging
0,65
0,15
0,30
0,12
0,10
0,009
0,004
Kuda
0,70
0,10
0,58
0,39
0,14
0,07
0,010
Unggas
1,50
0,77
0,89
0,30
0,88
0,00
0,100
Domba
1,78
0,19
0,93
0,59
0,19
0,009
0,020
Tabel 1: Kandungan hara beberapa pupuk kandang
A.    Pupuk Kandang kambing
Tekstur dan kotoran kambing adalah khas, karena berbentuk butiran-butiran yang agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Nilai rasio C/N pupuk kandang kambing umumnya masih diatas 30. Pupuk kandang yang baik harus mempunyai rasio C/N<20, sehingga pupuk kandang kambing akan lebih baik penggunaannya bila dikomposkanterlebih dahulu. Kalaupun akan digunakan secara langsung, pupuk kandang ini akan memeberikan manfaat yang lebih baik pada musim kedua pertanaman. Kadar air pupuk kambing relatif lebih rendah dari pupuk kandang sapi dan sedikit lebih tinggi dari pupuk kandang ayam.
Kadar hara pupuk kandang kambing mengandung kalium yang relatif lebih tinngi dari pupuk kandang lainnya. Sementara kadar hara N dan P hampir sama dengan pupuk kandang lainnya.
B.     Pupuk Kandang Sapi
Diantara jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapi yang mempunyai kadar serat yang tingi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pupuk kandang sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan N yang tersedia ntuk mendekomposi bahan organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk memeksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pupuk kandang sapi rasio C/N dibawah 20.
Selain masalah rasio C/N, pemanfaatan pupuk kandang sapi secara langsung juga berkaitan dengan kadar  air yang tinggi. Petani umumnya menyebutnya sebagai pupuk dingin. Bila pupuk kandang dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga yang lebih banyak serta proses pelepasan  amoniak masih berlangsung.
C.     Pupuk Kandang Ayam
Pemanfaatan pupuk kandang  ayam termasuk luas.  Umumnya dipergunakan oleh petani sayuran dengan cara mengadakan dari wilayah tersebut, misalnya petani kentang di Dieng mendatangkan pupuk kandang ayam yang disebut chiken manure (CM) atau Kristal dari Malang, Jawa Timur.
Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relative lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya.  Kadar ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan ayam seperti sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara ke dalam pupuk kandang terhadap sayuran.
         Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada muusim pertama. Hal ini terjdi karena pupuk kandang ayam relative lebih cepat tedekomposisi serat mempunyai kadar hara yang cukupjika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya. Pemanfaatan pupuk kandang ayam ini bagi pertanian organic menemui kendala karena pupuk kandang ayam mengandung beberapa hormon yang dapat mempercepat pertumbuhan ayam.
D.    Pupuk kandang Kuda
         Jumlah populasi kuda lebih rendah disbanding ternak lainny, sehingga jumlah kotoran kuda juga termasuk lebih sedikit volumenya. Pupuk kandang kuda banyak dipergunakan oleh petani sekitar peternakan kuda saja. Sebelum digunakan, kotoran kuda dimasukan ke dalm lubang dan dibiarkan terdekomposisi secara alami kemudian baru digunakan untuk pertanian.
        Apabila dibandingkan dengan kotoran sapi, kotoran kuda mempunyai rasio C/N lebih rendah. Rendahnya rasio C/N ini berkaitan dengan jenis pakan misalnya deda. Hasil analisis pupuk kandang kuda ternyata banyak mengandung hara Mg.
E.     Kompos Pupuk  kandang
     Pengomposan diartikan sebagai proses dekomposisi secara biologi untuk mencapai bahan organik yang stabil. Proses pengomposan menghasilkan panas, dengan dihasilkannya panas maka akan dihasilkan produk kompos akhir yang stabil, bebas dari pathogen dan biji-bijian gulma, berkurangnya bau, danb lebih mudah diaplikasikan ke lapangan. Selain itu perlakuan pengomposan dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman karena perubahn bentuk dari sulit  tersedia menjadi mudah tersedia. Adanya pengomposan meningkatkan kadar hara N, P, K, Ca, dan Mg, menurunk per unit sam sn rasio C/N dan kadar air per unit sama ( Purwono,2005):
Jenis Bahan asal
Kadar hara
C
N
C/N
P
K
Bahan Segar
                    %                                                             %                                                                
Kotorab Sapi
63,4
1,53
4,146
0.67
0,70
Kotoran Kambing
46,51
1,41
32,98
0,54
0,75
Kotoran Ayam
42,18
1,50
28,12
1,97
0,68
Kompos

Sapi

2,34
16,8
1,08
0,69
Kambing

1,85
11,3
1,14
2,49
Ayam

1,70
10,8
2,12
1,48

          Tabel 2: kadar hara beberapa bahan dasar pupuk organik sebelum dikomposkan
Beberapa keuntungan dan kelebihan pupuk kandang yang dikomposkan, jika diperhatikan antara keuntungan dan kekurangannya, terlihat bahwa kompos pupuk kandang memeberikan lebih banyak keuntungan. Aplikasi pupuk kandang yang telah dikomposkan berfungsi untuk meningkatkan kesuburan kimi, fisik, dan biologi tanah. Berikut beberapa keuntungan dan kekurangan dari kompos pupuk kandang ( Purwono,2005):
            Keuntungan :
1.      Mengurangi masa dan volume.
2.      Berkurangnya bau.
3.      Terbasminya pathogen.
4.      Biji-bijian gulma menjadi mati.
5.      Memepermudah transportasi.
6.      Memeperbaiki kondisi tanah.
7.      Meningkatkan pelepasan hara-hara yang berkualitas lebih tinggi dari kompos secara perlahan-lahan dalam waktu tertentu.
8.      Mengurangi sumber polusi.
9.      Menstabilkan N yang mudah menguap menjadi bentuk lain seperti protein.
10.   Bernilai ekonomi.
11.  Meningkatkan daya memegang air tana, sumber energy flora dan fauna tanah.
Kekurangan :
1.      Kehilangan NH3 (N).
2.      Diperlukan waktu dan tenaga.
3.      Pada awalnya memerlikan biaya investasi alat dan pengoprasiannya.
4.      Dibutuhkan lahan untuk pengomposan.
5.      Diperlukan pemasaran.

2.3  Pupuk NPK

Pertumbuhan tanaman selalu membutuhkan unsur hara dalam menghasilkan akar, batang, daun dan bunga serta buah sesuai dengan yang diharapkan, karena itu unsur hara N, P, K sangat dibutuhkan dalam jumlah besar dan stabil. Dari hal tersebut ada dampak kelebihan dan kekurangan unsur hara NPK. Fungsi dari unsur hara N adalah sebagai baha pembangunan asam amino/protein/enzim, asam nukleat, nukleo protein, dan alkaloid. Definisi N dalam fisiologi dan biokimia tanaman, yaitu menjaga kapasitas fotosintesis (Sutejo,2002).
Kekurangan suplai unsur hara  N akan mengakibatkan menurunnya laju tumbuh tanaman, laju fotosintesisdan nisbah luas tanaman, sehingga berakibat terhadap peningkatan rasio akar tanaman. Fungsi unsur hara P pada proses fisiologi dan biokimia tanaman yaitu untuk mengaktifkan proses metabolisme tanaman, mengatur keseimbangan senyawa pengatur tumbuh alami, mengatur partisi dan translokasi fotosintat dan keseimbangan antara pati dan sukrosa. Kekurangan unsur hara P dapat mengakibatkan aktivitas metabolisme terganggu, yaitu proses fotosintesis dan keseimbangan antara payi dan sukrosa, mengakibatkan terganggunya oksidasi karbohidrat danmenurunkan resistensi tanaman terhadap kekeringan (Sutejo,2002).
Unsur hara K berfungsi sebagai aktivator 46 macam enzim, berperan dalam proses fotosintesis, peningkat indeks luas daun dan meingkatkan translokasi fotosintat dari sumber ke penerima. Unsur hara kimia atau organik NPK sangat dibutuhkan pada tanaman, sebagai pemacu tanaman terhadap unsur lain. Unsur hara N, P, dan K merupakan unsur hara yang sulit didapatkan di dalam tanah (Hardjowigeno,2003).
Peranan unsur hara N, P, dan K terhadap tanamn sangat dibutuhkan, dimana ketiga unsur ini saling berinteraksi satu sma lain dalam menunjang pertumbuhan tanaman, berikut adalah peranan dari unsur hara  N, P, dan K (Hardjowigeno,2003):

A.    Peranan Nitrogen
      Unsur N merupakan unsur yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman. Adapun peran utama dari unsur N adalah:
1)      Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang pertunasan.
2)      Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.
3)      Menyediakan bahan mikroba (jasad renik).
4)      Merangsang pertumbuhan vegetative (batang dan daun).
5)      Meningkatkan jumlah anakan.

Kekurangan unsur N dapat menyebabkan hal-hal berikut:
1)      Pertumbuhan tanamn menjadi kerdil.
2)      Daun tampak kekuning-kuningan.
3)      Sistem perakaran terbatas.
Kelebihan Unsur N dapat menyebabkan:
1)      Pertumbuhan vegetatif memanjang (lambat panen).
2)      Mudah rebah.
3)      Respon terhadap serangan hama.

B. Peranan Posfor
            Fungsi utama posfor dalam pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:
1)      Respirasi dan fotosintesis.
2)      Penyusun asam nukleat.
3)      Pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.
4)      Perangsang perkembangan akar, sehingga tanamn akan lebih tahan terhadap kekeringan.
5)      Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi risiko keterlambatan waktu panen.
Kekurangan posfor menyebabkan tanaman mengalami hal-hal berikut:
1) Pertumbuhan kerdil.
2) Daun meruncing berwarna hijau gelap.
C. Peranan kalium
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalent yang esensial bagi tanaman. Peranan utama kalium dalam tanaman adalah sebagai aktivator berbagai enzim. Dengan adanya kalium menyebabkan hal-hal berikut:
1)   Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.
2)   Mempercepat metabolisme unsur nitrogen.
3)   Mencegah bunga dan buah mengalami keguguran.
4)   Ketegaran tanaman terjamin.
5)   Merangsang pertumbuhan akar.
6)   Tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit.

Kekurasebagai akibat ngan kalium menyebabkan hal-hal berikut:
1)      Pertumbuhan tanamn menjadi kerdil.
2)      Daun kelihatan kering dan terbakar pada sisi-sisinya.
3)      Menghambat pembentukan hidrat arang pada biji.
4)      Permukaan daun memperlihatkan gejala krolotikyang tidak merata.
5)      Munculnya bercak cokelat mirip gejala penyakit pada bagian yang berwarna hijau gelap.
Pupuk NPK mempuyai berbagai bentuk, yang paling khas adalah pupuk padat yang berbentuk granul atau bubuk. Ada juuga pupuk NPK yang berbentuk cair, beberapa keuntungan dari pupuk cair adalah efek langsung dan jangkauannya luas. Nitrogen diguanakan oleh tanaman untuk menghasilkan pertumbuhan daun dan pembentukan batang serta cabang. Tanaman yang paling membutuhkan nitrogen meliputi rumput dan sayuran berdaun seperti bayam dan kol (Sutejo,2002).






             

BAB III

METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian tentang “Perbandingan efektivitas pupuk kandang dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)” ini dilakukan pada hari Sabtu 25 mei – 5 juni 2013 (selama 2 minggu), yang bertempat di depan Green House jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

3.2 Alat dan Bahan

3.1.1     Alat-alat
      Alat-alat yang digunakan dalm penelitian ini adalah:                                                                                                                                                                   Jumlah
1.      Polybag                                                                                               4 buah
2.      Penggaris                                                                                             1 buah
3.      Kamera                                                                                                1 buah
4.      Alat penyiram                                                                                     1 buah
5.      Skop                                                                                                    1 buah
3.1.2   Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Tanah                                                                                              secukupnya
2.      Pupuk kandang                                                                                secukupnya
3.      Pupuk NPK                                                                                      secukupnya
4.      Biji kacang hijau                                                                                 4 buah

3.3 Cara Kerja

1.      Direndam biji kacang hijau selama 1 hari di dalam toples kecil
2.      Diambil biji kacang hijau yang bagus (ditandai dengan tenggelamnya biji ketika perendaman dilakukan) sebanyak 4 biji
3.      Ditanam biji sebanyak 2 buah  pada polybag yang telah diisi dengan tanah dan pupuk kandang (masing-masing polybag diisi 1 biji)
4.      Ditanam 2 biji kacang hijau pada polybag yang telah terisi tanah dan pupuk NPK (masing-masing polybag diisi 1 biji)
5.      Disiram seluruh polybag pada setiap pagi dan sore
6.      Diamati pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun tanaman kacang hijau (Vigna Radiata L) pada tiap 2 hari
7.      Dicatat hasilnya pada tabel
8.      Dibandingkan hasil pada tanaman kacang hijau yang diberi pupuk kandang dengan tanaman kacang hijau yang diberi pupuk NPK.

3.4 Kerangka Penelitian




 









BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1        Data Pengamatan

4.1.1  Pemupukan dengan pupuk kandang

No



Hari
Ke-

Tinggi Batang

Panjang Daun
Tanaman
1
Tanaman
2
Tanaman
1
Tanaman
2

1

2

-

-

-

-

2

4

2  cm

2 cm

0,8 cm

0,6 cm

3

6

5,5 cm

4,5 cm

1,2 cm

1    cm

4

8

9  cm

7 cm

1,9 cm

1,7 cm

5

10

12,5 cm

9 cm

2,5 cm

2,2 cm

6

12

14 ,5  cm

10,5 cm

3  cm

2,7 cm

7

14

16  cm

12 cm

3,5 cm

3,3 cm

Rata- rata

8,5 cm

6,42 cm

1,84 cm

1,64 cm

4.1.2 pemupukan dengan pupuk NPK



No



Hari
Ke-

Tinggi Batang

Panjang Daun
Tanaman
1
Tanaman
2
Tanaman
1
Tanaman
2

1

2

-

-

-

-

2

4

1,5 cm

1,5 cm

0,6 cm

0,6 cm

3

6

3,5 cm

3,4 cm

1 cm

1 cm

4

8

5 cm

4,8 cm

1,4 cm

1,3 cm

5

10

7,5  cm

7,1 cm

1,8 cm

1,7 cm

6

12

8 cm

7,8 cm

2 cm

2 cm

7

14

10,5 cm

9 cm

2,5 cm

2,4 cm

Rata- rata

5,14 cm

4,8 cm

 1,32 cm

1,28 cm






4.2   Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama 2 minggu terhadap pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiate L) yaitu pada pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun, yang diberi pupuk dengan jenis yang berbeda yakni pupuk kandang dan pupuk NPK . Pengukuran tinggi batang dan panjang dihasilkan data sebagai berikut:
Pengukuran tinggi batang dan panjang daun dilakukan pada tiap dua hari yaitu pada hari ke-2, 4, 6, 8, 10, 12 dan hari ke-14. Kedua pupuk diatas (pupuk kandang dan pupuk NPK) digunakan untuk 4 polybag yang diisi 2 tanaman. Dari keempat polybag tersebut 2 polybag diberi pupuk kandang dan dua lagi diberi pupuk NPK.
Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau pada polybag 1 yang diberi pupuk kandang pada hari ke-2 tingginya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 tinggi batang kacang hijau  adalah 2 cm. Pada hari ke-6 tinggi batangnya sebesar 5,5 cm , pada hari ke -8 didapatkan tinggi tanaman sebesar 9 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 tinggi batang kacang hijau  adalah 12,5 cm. Pada hari ke- 12 tinggi batang kacang hijau  adalah 14,5 dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 16 cm. Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijaunya  adalah 8,5 cm.
Hasil pengamatan terhadap panjang daun kacang hijau pada  polybag 1  yang  yang diberi pupuk kandang hasilnya adalah  pada hari ke-2 panjangnya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 panjang daun kacang hijau  adalah 0,8 cm. Pada hari ke-6 panjang daunnya sebesar 1,2 cm , pada hari ke -8 didapatkan panjang daun kacang hijau sebesar 1,9 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 panjang daun kacang hijau adalah 2,5. Pada hari ke-12 panjang daun kacang hijau adalah 2,7 dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 3,5 cm. Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata panjang daun kacang hijau adalah 1,84 cm.
Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau pada polybag 2 yang diberi pupuk kandang pada hari ke-2 tingginya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 tinggi batang kacang hijau  adalah 2 cm. Pada hari ke-6 tinggi batangnya sebesar 4,5 cm , pada hari ke -8 didapatkan tinggi tanaman sebesar 7 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 tinggi batang kacang hijau  adalah 9 cm. Pada hari ke- 12 tinggi batang kacang hijau  adalah 10,5 dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 12 cm. Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijaunya  adalah 6,42 cm.
Hasil pengamatan terhadap panjang daun kacang hijau pada  polybag 2  yang  yang diberi pupuk kandang hasilnya adalah  pada hari ke-2 panjangnya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 panjang daun kacang hijau  adalah 0,6 cm. Pada hari ke-6 panjang daunnya sebesar 1 cm , pada hari ke -8 didapatkan panjang daun kacang hijau sebesar 1,7 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 panjang daun kacang hijau adalah 2,2 cm. Pada hari ke-12 panjang daun kacang hijau adalah 2,7 dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 3,3 cm. Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata panjang daun kacang hijau adalah 1,64 cm.
Menurut Hartono (2005) Hara dalam pupuk kandang ini tidak mudah tersedia bagi tanaman. Ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi atau mineralisasi dari bahan-bahan tersebut. Rendahnya ketersediaan hara dari pupuk kandang antara lain disebabkan karena bentuk N, P serta unsur lain terdapat dalam nbentuk senyawa kompleks organo protein atau senyawa asam humat atau lignin yang sulit terdekomposisi (Hartono,2005).
Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau pada polybag 3 yang diberi pupuk NPK pada hari ke-2 tingginya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 tinggi batang kacang hijau  adalah 1,5 cm. Pada hari ke-6 tinggi batangnya sebesar 3,5 cm , pada hari ke -8 didapatkan tinggi tanaman sebesar 5 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 tinggi batang kacang hijau  adalah 7,5. Pada hari ke- 12 tinggi batang kacang hijau  adalah 8 cm dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 10,5 cm. Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijaunya  adalah 5,14 cm.
Hasil pengamatan terhadap panjang daun kacang hijau pada  polybag 3  yang  yang diberi pupuk NPK hasilnya adalah  pada hari ke-2 panjangnya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 panjang daun kacang hijau  adalah 0,6 cm. Pada hari ke-6 panjang daunnya sebesar 1 cm , pada hari ke -8 didapatkan panjang daun kacang hijau sebesar 1,4 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 panjang daun kacang hijau adalah 1,8 cm. Pada hari ke-12 panjang daun kacang hijau adalah 2 cm dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 2,5 cm. Dari beberapa data diatas ditentukan rata-rata panjang daun kacang hijau adalah 1,32 cm.
Pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau pada polybag 4 yang diberi pupuk NPK pada hari ke-2 tingginya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 tinggi batang kacang hijau  adalah 1,5 cm. Pada hari ke-6 tinggi batangnya sebesar 3,4 cm, pada hari ke -8 didapatkan tinggi tanaman sebesar 4,8 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 tinggi batang kacang hijau  adalah 7,1. Pada hari ke- 12 tinggi batang kacang hijau  adalah 7,8 cm dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 9 cm. Dari beberapa data diatas ditentuka rata-rata pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijaunya  adalah 4,8 cm.
Hasil pengamatan terhadap panjang daun kacang hijau pada  polybag 4  yang  yang diberi pupuk NPK hasilnya adalah  pada hari ke-2 panjangnya masih 0 cm, selanjutnya pada hari ke- 4 panjang daun kacang hijau  adalah 0,6 cm. Pada hari ke-6 panjang daunnya sebesar 1,3 cm , pada hari ke -8 didapatkan panjang daun kacang hijau sebesar 1,7 cm, selanjutnya pada hari ke- 10 panjang daun kacang hijau adalah 1,8 cm. Pada hari ke-12 panjang daun kacang hijau adalah 2 cm dan selanjutnya pada pengamatan terakhir yaitu hari ke-14 adalah 2,4 cm. Dari beberapa data diatas ditentukan rata-rata panjang daun kacang hijau adalah 1,28 cm.
Menurut Sutejo (2002) Pertumbuhan tanaman selalu membutuhkan unsur hara dalam menghasilkan akar, batang, daun dan bunga serta buah sesuai dengan yang diharapkan, karena itu unsur hara N, P, K sangat dibutuhkan dalam jumlah besar dan stabil (sutejo,2002).



















BAB V

PENUTUP

5.1  Kesimpulan

1.      Pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun tanaman kacang hijau (vigna radiata L) sangat baik, hal itu  disebabkan karena kandungan hara yang ada pada pupuk kandang sangat lengkap yaitu nitrogen, posfor, kalium, cuprum, ferum dan zincum. Dan juga dapat dibuktikan dengan hasil penelitian rata-rata dari tinggi batangnya adalah 8,5 cm dan 6,42 cm serta panjang daunnya adalah 1,84 cm dan 1,69 cm.
2.      Pengaruh pupuk NPK terhadap pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun tanaman kacang hijau (vigna radiata L) kurang baik, hal itu  disebabkan karena kandungan hara yang ada pada pupuk lengkap yaitu hanya nitrogen posfor dan kalium berbeda dengan pupuk kandang. Dan juga dapat dibuktikan dengan hasil penelitian rata-rata dari tinggi batangnya adalah 5,14 cm dan 4,8 cm serta panjang daunnya adalah 1,32 cm dan 1,28 cm
3.      Efektivitas diantara pupuk kandang dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun tanaman kacang hijau ( Vigna radiate) lebih efektif menggunakan pupuk kandang karena kandungan hara di dalam pupuk kandang lebih banyak dibandingkan dengan pupuk NPK.

5.2     Saran

Saya sarankan kepada para pembaca  supaya ada tindakan aplikatif dari hasil penelitian ini dan sebaiknya dilakukan penelitian ulang supaya mendapatkan data yang lebih valid lagi



DAFTAR PUSTAKA

                                                   

Effendi,1982. Ensiklopedi Tumbuh-Tumbuhan. Surabaya: Karya Anda.
Hardjowigeno. (2002). Penggunaaan Pupuk NPK. Jakarta : Erlangga.
Hartono. (2005). Budidaya Kacang Hijau. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Indrianto, 2. (2004). Budi daya Kacang Hijau. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kasno, 2007. Fisiologi  Tumbuhan dan Perkembangan tanaman. Jakarta: PT Raja Grafindo     Persada
Marzuki,2005. Bertanam kacang Hijau. Jambi: Pertanian Universitas Jambi.
Rukmana,1997. Pengelolaan kacang Hijau. Jakarta: Agromedia Pustaka
Purwono. (2005). Pupuk kandang. Bandung: Bumi Aksara.
Sunantra,2000. Budidaya dan Pengelolaan kacang Hijau. Jakarta: Agromedia Pustaka
Suprapto. (2003). Macam-Macam pupuk Organik. Bogor: IPB.
Sutejo. (2002). Pupuk NPK. Bandung : Angkasa.









Lampiran

a)      Kacang Hiaju yang diberi Pupuk Kandang
Ø  Polybag 1 dan 2                                 






b)      Kacang Hijau yang diberi Pupuk NPK
Ø  Polybag 3 dan 4















No comments:

Post a Comment